Selasa, 30 Juni 2015


Manfaat Meditasi Bagi Otak Dalam Belajar

Novita Sari

Program Studi Dharma Acharya

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha Jinarakkhita

Bandar Lampung

2015





A.      Pendahuluan

Belajar merupakan proses menggali kemampuan serta bakat yang dimiliki. Kemampuan ini menjadi berkembang bila proses belajar dilaksanakan sebaik mungkin. Proses belajar yang baik dapat berkaitan dengan belajar kondusif. Artinya, dengan kegiatan belajar yang kondusif, maka proses dalam belajar tiap-tiap individu pun baik. Karena pada dasarnya keefektifan belajar serta kekondusifan menjadi pengaruh besar dalam kegitan belajar.

Kelas yang kondusif maka proses belajar pun menjadi kondusif dan efektif. Namun, bukan hanya kelas yang menjadi tolak ukur keefektifan siswa dalam proses belajar. proses belajar berjalan dengan baik didukung pula oleh kemampuan berpikir seseorang. Maksudnya adalah kemampuan seseorang dalam berkonsentrasi saat belajar berlangsung. Konsentrasi ini ada jika kondisi otak baik. Maka, dalam belajar kondisi otak yang baik sangat mendukung proses belajar sekaligus hasil yang didapat.

Kondisi otak yang baik disini dimaksudkan bahwa adanya komunikasi yang baik antara pikiran dengan tindakan yang dilakukan. Pikiran yang baik ada saat kegiatan belajar berlangsung. Misalnya, ketika guru menjelaskan sebuah materi, ternyata kondisi otak kurang baik, maka ia tidak akan fokus dengan materi. Hanya masuk dan tak bisa di terima dengan baik. Untuk itu, ketika hendak belajar usahakan berada pada kondisi otak serta pikiran yang baik.

Terdapat cara yang sesuai untuk mengkondisikan pikiran untuk konsentrasi dalam belajar yaitu dengan cara bermeditasi. Meditasi ini memberikan sumbangsih yang besar bagi keseimbangan otak. Dengan syarat, harus mampu melaksanakan meditasi ini dengan baik sesuai tata cara yang telah ada. Dengan hal ini, akan dibahas mengenai pengaruh meditasi terhadap otak dalam belajar.



B.       Pembahasan

Pengertian Otak

Otak merupakan bagian utama manusia. Dengan adanya otak manusia akan dapat bekerja, berpikir dan bertindak dengan baik. Karena, otak merupakan bagian tubuh yang berfungsi sebagai monitoring kerja tubuh. Otak terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri. Otak kanan (Hemisfer kanan otak) memiliki fungsi menerima informasi non verbal, persepsi visual, kreativitas, imajinasi, musik, warna, bentuk, emosi dan untuk ingatan jangka panjang (long term memory). Misalnya, bagi kebanyakan orang belahan otak kanan ini bekerja saat memproses informasi tentang wajah seseorang (O Toole, 2001 dalam Santrock, 2010:45). Otak belahan kanan juga mungkin aktif saat orang mengekspresikan emosi dan saat mereka mengenali emosi orang lain (Heller, dkk, 1997 dalam Santrock, 2010:45).

Otak kiri (Hemisfer kiri otak) menjadi pusat bahasa, terutama berbicara dan tata bahasa. Selain itu otak kiri berkaitan dengan logika, angka, tulisan, kecerdasan, hitungan, analisa, dan untuk ingatan jangka pendek (short term memory). Akan tetapi, bukan berarti bahwa semua proses bahasa dilakukan di otak belahan kiri. Misalnya, pemahaman aspek bahasa seperti penggunaan bahasa yang tepat dlaam konteks yang berbeda-beda, metafora, dan humor juga melibatkan belahan otak kanan

Perbedaan fungsi dari kedua belahan otak tidak menjadikan sebuah hambatan bekerjanya otak. Karena, kedua belahan otak ini bekerja sama dalam melakukan suatu tindakan. Kedua belahan otak ini melakukan komunikasi yang baik ketika melakukan tugasnya dalam berpikir. Misalnya,  ketika otak kanan menerima informasi visual berupa persepsi, otak kiri bekerja dengan proses menganalisia terhadap informasi yang tercerap oleh otak kanan.  Jadi, kedua belahan otak ini memiliki peran yang kuat dalam menjalankan fungsinya untuk menuntun proses berpikir dan belajar seseorang.

Latihan diperlukan agar dapat mengembangkan serta menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan. Salah satu cara tersebut yaitu dengan bermeditasi. Meditasi yang baik dapat membantu menyeimbangkan otak kanan maupun otak kiri. Untuk itu, berlatih meditasi sangatlah baik untuk melatih otak untuk bekerja lebih baik.



Manfaat Meditasi Sebagai Pemberi Energi Yang Baik Pada Otak Dalam Belajar

Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi siswa dalam proses pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Belajar memiliki banyak pengertian. Pengertian belajar menurut ilmu psikologi yaitu suatu proses perubahan didalam tingkah laku sebagai hasil interaksi degan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut James O. Whittaker (dalam Abu dan Widodo, 2013:126) belajar didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Pengertian belajar dari Howard L. Kingsley (dalam Abu dan Widodo, 2013: 126) yaitu Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Artinya, belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ada menjadi lebih baik. Perubahan ini juga merupakan hasil latihan yang bermula dari proses berpikir. Proses berpikir yang baik terjadi karena proses belajar diimbangi dengan kondisi otak yang baik. Artinya, kondisi otak yang baik sangat mendukung kerja otak dalam berpikir dan belajar. kondisi otak yang dimaksud adalah adanya konsentrasi yang baik. Kondisi otak yang baik karena sering dilatih dengan baik. Cara yang baik adalah dengan melaksankan meditasi.

Meditasi merupakan kegiatan pemusatan pikiran terhadap sebuah objek. Pengertian meditasi menurut KBBI adalah  pemusatan pikiran dan perasaan untuk mencapai sesuatu (dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI kamus versi online/daring/dalam jaringan). Artinya, meditasi adalah sebuah upaya memusatkan pikiran untuk mencapai ketenangan dalam pikiran serta harapan yang diinginkan.

Menurut agama Buddha pengertian meditasi itu sendiri adalah pemusatan pikiran terhadap objek yang muncul dalam pikiran. Objek tersebut dapat berupa objek menyenangkan bahkan yang tidak menyenangkan. Tergantung bagaimana seseorang memilih objek yang muncul dalam pikiran masing-masing. Meditasi yang populer dalam Budhisme yaitu Vipasana Bhavana. Meditasi Vipasana merupakan meditasi untuk mencapai pandangan yang terang. Pada meditasi ini, objek yang biasa digunakan adalah napas.

Meditasi ini mengamati keluar masuknya napas, dan belajar untuk terus mengkonsentrasikan pikiran yang muncul sekilas dalam benak pikiran. Mengamati objek lain yang muncul sebagai langkah nyata untuk mengkosentrasikan pikiran. Artinya, dengan memahami terus menerus objek yang muncul, secara langsung mengamati pikiran, dan otak bereaksi dalam hal ini. Berdasarkan sabda Sang Budha, dalam Majjhima Nikaya I, 423 yaitu :

“Kembangkan meditasi dengan meniru air, karena dengan cara itu, kesan menyenangkan dan tidak menyenangkan terhadap sensasi panca indra yang telah timbul dan menguasai pikiran tidak akan bertahan. Seperti orang-orang membersihkan kotoran dan air kemih, air liur, nanah dan darah dengan air, namun air tidaklah terganggu, cemas atau jijik. Karenanya, kembangkanlah meditasi dengan meniru air”.



Berdasarkan hal demikian, meditasi haruslah kita latih dalam keseharian kita. Bermeditasi membantu menghilangkan pikiran-pikiran buruk yang ada dalam benak pikiran. Selain itu, dengan bermeditasi membantu mengikis sifat buruk. Salah satu contoh yaitu kemalasan yang menyebabkan kebodohan. Manfaat lain dari meditasi akan membantu otak menjadi terus berkonsentrasi dalam belajar, dengan meditasi yang baik dapat membantu lancarnya proses kerja otak. Mengapa demikian? Karena dengan meditasi secara tidak langsung berupaya untuk selalu berkonsentrasi. Seketika itu juga, otak melakukan sebuah terapi atau refresing kembali terhadap hal yang menyebabkan lelahnya kerja otak. Dampaknya otak kembali normal dan pikiran menjadi lebih tenang. Sehingga dalam belajar, akan lebih terkonsentrasi lebih baik.

Bermeditasi, akan mampu membantu menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Selain meditasi Vipasana Bhavana, terdapat meditasi yang biasa dilakukan oleh meditator pada umumnya adalah dengan meditasi Alpa- Tetha.

Meditasi Alpha Theta sangat menarik, karena tidak hanya menghasilkan kombinasi manfaat dari kedua gelombang, tapi juga frekuensi resonansi bumi dan ionosfer masuk dalam rentang kedua gelombang ini, yaitu sekitar 7,8 Hz. Masuk pada kondisi Alpha-Theta adalah untuk "kembali" ke kondisi mental yang dinamis di mana kehidupan berevolusi. Meditasi Alpha –Theta ini juga berkaitan dengan terapi gelombang otak (CV. Karya Abadi).

Terapi Gelombang Otak memanfaatkan alat pengiring berupa musik sebagai objek meditasi. Hal ini mengikuti prinsip fisika Frequency Following Response (FFR), dimana otak secara alami mengikuti frekuensi dari musik terapi tersebut, dan menyeimbangkan kedua belahan otak kiri dan kanan.

Seimbangnya otak kanan dan otak kiri, maka proses berpikir dalam belajar berjalan dengan baik. Karena, proses berpikir dalam belajar membutuhkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri. Hal ini dikarenakan kedua belahan otak bekerja secara bersama-sama dalam suatu aktifitas dalam belajar.

Ilmuwan neurosains Steven Hyman (2001) dalam King mengatakan bahwa otak sebagai “penyatu yang hebat”. Artinya otak melakukan tugas yang luar biasa menarik informasi bersama-sama. Suara, penglihatan, sentuhan, merasa, membaui, mendengar, gen dan lingkungan disitu lah otak menyatukan seluruhnya seiring dengan kita berfungsi di dalam dunia kita.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa meditasi memiliki peran penting dalam melatih otak menjadi konsentrasi. Konsentrasi dalam melakukan aktifitas belajar maupun berpikir. Dengan meditasi, pikiran menjadi lebih tenang dan damai. Pikiran yang tenang dan damai tersebut membantu seseorang untuk lebih tenang dalam melakukan aktifitas khususnya belajar dan dapat terciptanya belajar yang lebih kondusif.

Belajar sering disebut sebagai bekerjanya otak atau segala aktifitas yang berhubungan dengan otak. Saraf dan sel –sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lalu disusun oleh otak sebagai hasil belajar. Itulah sebabnya, orang tidak bisa belajar jika fungsi otaknya terganggu (Sobur, 2003:217).

Satu contoh ketika seseorang sedang mengerjakan tugas, ia merasa kesulitan. Beban pikiran yang diterima dalam sehari penuh membuat otak menjadi lelah dan sulit untuk berpikir. Kemudian, ia menuju bhakti sala dan melakukan meditasi. Setelah kembali, ia merasa lebih tenang, damai dan bahagia. Akhirnya, setelah itu ia kembali mengerjakan tugasnya, dan dapat mengerjakan dengan penuh ketenangan dan mengerjakan dengan pikiran yang tenang.

Berdasarkan contoh tersebut, pelaksanaan meditasi membantu konsentrasi yang baik bagi otak. Sehingga dalam belajar, seseorang menjadi lebih fokus dan terkonsentrasi dengan baik pula. Selain memiliki manfaat yang baik bagi otak, meditasi memiliki manfaat lain yang diperoleh yaitu memperoleh ketenangan dalam batin serta menumbuhkan kebijaksanaan dalam diri. Dengan kebijaksanaannya, maka ia akan lebih memaknai hidup, dicintai oleh orang yang berada di sekelilingnya. Seperti Sabda Buddha yaitu “Para bijaksana yang tekun bermeditasi dan bahagia dalam damainya Kebebasan (Nirwana) para Buddha nan Sempurna, bahkan Dewa-dewa pun mencintainya (Dhp. 181)”.

Mulailah belajar melatih meditasi. Luangkan waktu untuk melakukan meditasi untuk memenuhi kebutuhan otak dan pikiran serta kebutuhan spiritual. Sebagaimana yang di Sabdakan oleh Sang Buddha yaitu “Daripada hidup seratus tahun, tapi tanpa pengetahuan dan kendali; sesungguhnya lebih baik kehidupan sehari orang bijaksana yang tekun bermeditasi (Dhp, VIII: 111)”. Artinya, waktu cukup banyak yang dimiliki akan tidak bermanfaat jika di sia-siakan. Maka, akan lebih baik jika dimanfaatkan untuk bermeditasi.



C.      Referensi



Abu, Ahmadi dan Widodo. 2013. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

King, Laura A. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.

Mahatera, Ven. Narada. 1989. Dhammapada. Bandung: Karaniya.

Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Tim CV. Karya Abadi. Gelombang Otak dalam http://www.gelombangotak.com/meditasi_alpha_theta.htm. CV. Karya Abadi di unduh pada 23 Mei 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar